Saturday, May 24, 2014

Paris



Aku benci dimana saat-saat kami sedang duduk berhadapan tapi tidak ada yang mau berbicara duluan, kami sama-sama saling membisu tanpa ada yang mengeluarkan suara sedikitpun, mungkin yang berbunyi saat itu hanya detik jam tangan miliknya

“Kamu mau ikut aku?” ajakku pada farel mencoba membuka suara saat aku sudah mulai bosan
“kemana?” tanyanya penasaran
“paris”
“hah?” gumamnya kaget. “ngapain?” tanyanya lagi

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan farel, aku membuka tas dan mengeluarkan buku jurnalku. Disana aku tunjukan deretan beberapa impianku. Dan di deretan nomor 36 aku menulis akan pergi ke paris bersamanya. Paris adalah kota impianku, siapa yang tidak kenal dengan kota paris? Kota paris adalah kota yang memiliki bangunan indah bergaya klasik yang juga memiliki nilai sejarah dan kurasa semua orang mendambakan keromantisan kota paris. Selain eiffle tower, louvre museum juga menjadi salah satu daya tarik yang membuat aku ingin pergi kesana

“aku ingin ke paris bersamamu!” jelasku padanya
“mengapa harus paris?” tanya farel seolah mengintrogasiku
“hmm, yaa aku engga tau yang jelas  aku penasaran sekali merasakan keromantisan kota paris bersamamu rel. kamu tau kan? Paris itu kota paling romantis sedunia loh”
“apakah keromantisan itu berdasarkan tempat?” tanyanya lagi

Aku terdiam, aku bingung harus menjawab pertanyaan farel. Seolah pertanyaan itu seperti pertanyaan menjebak

“aira, buatku dimanapun tempatnya, asal aku bersamamu aku merasa semua hal yang kita lakukan adalah hal yang romantis. Meskipun itu cuma duduk di tempat sederhana seperti duduk di kantin ini” jelas farel

Lagi lagi farel buatku terdiam, perkataan farel benar-benar ingin membuatku memeluknya.

farel tertawa kecil “kapan rencanaya pergi ke paris?” tanyanya
aku mengangkat bahu “entahlah, kurasa aku hurus mengumpulkan banyak uang terlebih dahulu” ucapku murung “yang pasti aku harus selesaikan kuliahku dulu lah rel”

farel mengangguk mengerti

“kamu ikut aku kan? Tanyaku padanya
“iyaaa ra, aku ikut” ucapnya

Aku tersenyum

“oh iya kamu punya tempat impian bersamaku?” tanyaku padanya
Farel menggelengkan kepalanya “tidak” ucapnya tegas

Aku menundukan kepalaku, hampir saja air mataku menetes. Bagaimana mungkin ia tidak punya tempat impian bersama kekasihnya ini?

“mengapa tidak?” tanyaku mencoba bertanya lebih dalam
“hmm bukan tidak sih lebih tepatnya”
”lalu?” tanyaku penasaran
“belum kepikiran sampe sejauh itu”

Farel tertawa lagi saat melihatku murung sambil mengaduk-ngaduk ice cappuccino dengan sedotan. Kemuadian ia menggenggam tanganku mencoba membuatku berhenti mengaduk

“yang aku pikirkan saat ini cuma bisa secepatnya lulus kuliah terus dapet pekerjaan yang tetap. dan…..” farel memotong pembicaraannya
“dan apa?” tanyaku penasaran
“dan mengumpulkan uang untuk meminang wanita di depanku” ucapnya sambil tersenyum “kalau untuk pergi ke tempat-tempat impian bersamamu, aku belum kepikiran ra, kamu punya ide? Lanjutnya

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku tak menyangka ia bisa berpikiran sampai sejauh itu. Kemudian air mataku tak sengaja menetes
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com