Friday, May 16, 2014

haruskah aku menjawabnya?



Kurasa tidak ada hal yang paling menyenangkan saat bisa duduk di caffe sambil menulis kalimat per kalimat yang aku jadikan sebuah cerita karanganku dan menikmati ice cappuccino bersama  farel, laki-laki paling tabah setelah ayahku yang mampu bersabar menghadapi wanita manja yang menyebalkan seperti aku ini 
“aku mencintaimu” ucap farel lembut  disela-selaku menulis  sambil menatapku dalam-dalam
  
aku tersenyum dan kembali menatap layar leptopku dan kembali mengetik
“AIRAAAAA” panggil farel dengan suara lebih sedikit keras, mencoba menyadarkanku bahwa ada lawan bicaranya yang butuh tanggapan pernyataannya tadi
aku tertawa melihat muka lucu farel kalau lagi kesal seperti ini, sangat menggemaskan rasanya ingin aku bawa pulang wajahnya
“haha iya rel?”
“apakah pernyataan kalau aku mencintaimu adalah hal lucu? mengapa kamu tidak menjawab pernyataanku tadi?
“maaf, bukan maksudku menertawakanmu, hmm iya aku tahu kalau kamu mencintaiku”
“lalu?” sambut farel lagi
“apanya?” tanyaku tidak mengerti
“kamu tidak menjawab kalau kamu mencintaiku juga? atau kamu sudah tidak mencintaiku lagi?”

Aku terdiam, Pertanyaan farel bagaikan tamparan keras dipipiku. Bagaimana mungkin aku tidak mencintainya lagi? Pria yang sudah menemaniku selama aku kuliah disini, selalu ada disaat aku membutuhkannya, selalu menjadi penyemangat saat aku sudah malas menulis, selalu menjadi obat saat aku sakit karena melihat senyumnya adalah alasanku ingin cepat sembuh dan kembali beraktivitas kembali bersamanya.
“Mengapa diam?” tanya farel kembali membuyarkan lamunanku
Aku menyingkirkan leptopku dan menatapnya
“haruskah aku menjawabnya?” tanyanya aku balas lagi dengan pertanyaan
“bagaimana aku bisa tahu kalau kamu mencintaiku jika kamu tidak menjawabnya?” farel mengembalikan pertanyaanku lagi dengan pertanyaan juga
“seandainya aku bisu, berarti kamu tidak akan pernah tau kalau aku mencintaimu?”
“tapi kamu tidak bisu, ra”
“iya, aku emang tidak bisu. Tapi misalnya aku bisu berarti kamu tidak akan pernah tahu kalau aku mencintaimu?
“seorang yang bisu bukan berarti dia tidak bisa menulis, dia memang tidak bisa berbicara tapi bisa saja dia memberi tahu dengan sebuah tulisan, ra”

Aku tersenyum lalu meminum ice cappuccino yang sudah berkeringat
“itu kamu tahu jawabanya” aku membenarkan jawaban farel
“maksudnya? farel semakin bingung
“Allah menciptakan kita sesempurna mungkin, bagian tubuh kita lengkap kan? Orang bisu bisa saja mengutarakan perasaannya melalui tulisan.karena tidak bisa bicara. Mengapa kamu tidak coba alternative lain? Kamu bisa gunakan hati kamu untuk tahu jawabannya, kamu bisa merasakannya dengan hati kamu,rel"

farel terdiam, mencoba menerka-nerka apa maksud ucapanku
“aku tahu kalau kamu mencintaiku tanpa kamu menyatakannya. mata kamu udah ungkapin semuanya. Aku juga bisa merasakannya, hati aku bisa merasakannya, rel,”
Aku menggenggam tangan farel dan mencoba meyakinkannya
“cinta itu engga harus di ungkapkan, cukup dengan perbuatan. Apakah kebersamaan kita selama ini belum mampu menjawab kalau aku mencintaimu juga?”
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com