Wednesday, October 21, 2015

Kenapa sih lo gabung di IMAMI (Ikatan Mahasiswa Minang)??

Kenapa sih lo gabung di IMAMI (Ikatan Mahasiswa Minang)??

Sebenarnya udah bosen banget dapet pertanyaan gini, tapi daripada gua jawab berulang-ulang mending jawab sedetail-detailnya disini. Gua masuk IMAMI waktu semester satu, waktu itu namanya masih HIMARAMI (Himpunan Mahasiswa Ranah Minang). Pernah engga sih elu ngerasa sendirian? Engga punya siapa-siapa yang bisa dijadikan teman, sahabat, keluarga? Saat itu, saat dimana gua baru merantau, saat dimana tiap hari merindukan keluarga dan menginginkan sosok keluarga hadir berada didekat kalian dan saat itu juga awal gua masuk imami. Awalnya ragu, jujur.. memangnya gua siapa yang berani-beraninya masuk kedalam ikatan minang? Darah minang aja engga mengalir dalam diri gua, walaupun sebenarnya gua tahu kalo kakek adalah orang Minang bersuku Piliang yang lahir di Payakumbuah tapi menikah dengan nenek asal dari batak, oleh sebabnya semenjak saat itu terputuslah darah minang dan abi gua bukanlah orang minang karena bagaimanapun juga suku akan diturunkan oleh ibu, jika ibunya tidak bersuku maka anaknya pun tidak bersuku. Oke skip...

Awalnya gua memang ngerasa asing banget, ketika sedang duduk atau ngumpul, mereka selalu berbicara bahasa Minang, sama sekali engga ngerti, kadang kesel sendiri bahkan sering kali gua nyeletuk “bahasa indonesia, please” saking gua bener-bener engga paham apa yang mereka bicarakan, berasa berada diluar planet udah gitu ngomongnya cepet banget lagi. tapi lama kelamaan gua sadar, ini kan Ikatan Mahasiswa Minang wajar kalo mereka berbicara pake bahasa daerah, mulai saat itu gua belajar memperhatikan mereka bicara, ngapalin kosa kata bahasa minang di google *alhamdulillah ini membantu banget* dan percakapan-percakapan, dan setiap ngumpul gua selalu dapet kosa kata baru. Awalnya emang susah buat ngapalin, tapi lama kelamaan tanpa ngapal kosa kata itu menempel sendirinya dikepala karena sering gabung sama mereka. Dan sekarang walaupun engga jago-jago banget, gua udah bisa bahasa minang. Setidaknya mengertilah apa yang mereka bicarakan jadi gua engga ngerasa kaya berada di planet luar lagi saat ngumpul bareng mereka. Dan bahasa minang itu engga cuma kata terakhir ditambahin O kaya orang-orang bilang, lumayan susah tapi engga sesusah apa yang dibayangkan. Untuk menambah lancar gua selalu coba mengaplikasikannya dengan chatting berbahasa Minang walaupun kadang masih acak-acakkan dan setiap chatting pun gua selalu dapet banyak kosa kata baru, terus juga gua selalu update status di segala sosial media pake bahasa Minang walaupun kadang suka salah mereka selalu ngoreksi dimana letak kesalahannya.

Oh iya singkat cerita, jadi waktu itu gua mau beli tas dan yang jual itu orang Minang, gua tahu dia orang Minang karena logatnya khas meskipun dia engga bicara dalam bahasa Minang. Dan gua berani-beraniin nanya pake bahasa Minang dan dia jawab juga pake bahasa Minang. Dan alhasil abis nanya-nanya asal darimana dan segala macamnya, tas yang tadi pengen gua beli diturunin drastis harganya. Keberuntungan memihak saat kita tahu bahasa daerah hahahahahha. Tapi bukan berarti gua menjual bahasa yang gua bisa, ini cuma keberuntungan :D

Orang minang kan gini, orang minang kan gitu??

Kadang suka bingung sama pandangan streotip yang udah membekas di telinga orang-orang. Ada saja anggapan miring soal orang minang, katanya beginilah, begitulah, tapi apakah kalian benar-benar tahu bagaimana orang minang sebenarnya? Bukankah kita tidak akan pernah tahu sebelum masuk ke dalamnya? Bukankah itu yang dinamakan suudzon? Selama gua gabung sama mereka, gua ngerasa fine-fine aja bahkan gua sendiri belajar banyak dari mereka. Mereka itu adalah keluarga gua disini, tanpa mereka seorang Zahra bak butiran debu yang kena angin terbang-terbangan *inilebay* tapi serius, dengan mereka gua selalu ketawa diberbagai kondisi bahkan disaat patah hatipun #eaaa.
Dan mereka juga engga pernah anggap gua beda, walaupun bukan orang Minang tapi mereka selalu menganggap gua bagian dari mereka, keluarga yang meskipun tidak mengalir disuku yang sama. Mereka selalu bilang “kalau ada-apa bilang kami ya, ra. Kita kan saudara” itu yang membuat gua yakin kalau saudara itu bukan hanya dari keluarga kandung, bahkan yang berbeda suku pun bisa anggap saudara, ahh jadi makin sayang sama mereka.

Lo kan kuliah di Aceh kenapa engga bisa bahasa Aceh malah bisanya bahasa Minang?

Jadi gini... Gua udah coba belajar bahasa aceh sebisa yang gua mampu tapi nyatanya ga segampang bahasa minang, bahasa Aceh itu sulit, sulit banget *nangis dipojokan sambil guling-guling*  gua udah coba sih ngapalin kosa kata bahasa Aceh dikit-dikit tapi engga selancar bahasa Minang yang gua pahami. Dua tahun gua disini lebih sering berinteraksi dengan orang Minang daripada sama orang Aceh, jadi wajar aja kalo lebih bisa bahasa yang sering berinteraksi. Masih ada dua tahun untuk bisa bahasa Aceh, semangaaaaaaaatt ^_^


Nah sekarang udah tahu kan kenapa gua gabung di imami? Masih banyak sih alasan lain, tapi daripada kalian capek bacanya karena kepanjangan *itupun belom tentu dibaca* jadi sampai disini aja~ pesan gua, “dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang” Peribahasa yang memiliki arti dalam kehidupan sehari-hari kita harus menghormati atau mematuhi adat-istiadat dimana tempat kita tinggal. Jadi, dimana pun berada dan dimanapun lo berinteraksi, kita harus menghormati segala suku dimana pun kita tinggal. Sebagai tamu kita harus pandai bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, jangan pernah merasa suku sendiri paling baik dari suku yang lain agar tidak terjadi perperangan suku #eaaa

Sekian,

Saturday, October 17, 2015

Tuesday, October 13, 2015

Terimakasih, Maaf, dan Selamat Tinggal

Terimakasih, Maaf, dan Selamat Tinggal

Kupikir ini adalah yang terakhir, ternyata aku salah. Semuanya memang tak bisa benar-benar dipercaya. Setelah ini, aku takkan percaya lagi apapun itu segala hal yang menawarkan kebahagian sesaat. Kini aku merasakan sakit yang kupikir aku takkan pernah menangis lagi, ternyata aku memang salah besar. Cinta memang selalu menimbulkan berbagai luka. Aku takkan mencinta lagi, sebab aku hapal betul bagaimana alurnya. Bahagia diawal kemudian sesak di akhir. Untuk saat ini, biarkanlah waktu yang memudarkannya, biarkan segala hal yang menyakitkan hilang ditelan masa.

Aku lelah,

bagaimana mungkin orang yang menyembuhkan luka malah kini menimbulkan luka baru yang lebih parah?
bagaimana mungkin orang yang tak suka melihat wanita menangis kini malah membuat air mataku jauh lebih deras?
bagaimana mungkin orang yang kupikir adalah sumber bahagia justru malah kini sumber kesakitan?

bagaimana mungkin?

Aku sama sekali tidak marah, hanya saja sedikit kecewa. Hal yang paling ku takuti terulang lagi, bukankah sudah berkali-kali aku bilang jangan pernah melakukan hal itu? Sungguh, perbuatan itu tak bisa kuterima dengan lapang dada.
kembalinya kau bersama dia memang pernah ku bayangkan sebelumnya dan sakitnya begitu nyata, dan kini semuanya menjadi kenyataan, bahkan jauh lebih sakit dari yang ku bayangkan.
Sadarkah bahwa ini adalah hati yang bisa patah?

Aku pernah memberi hatiku sepenuhnya, tanpa separuh dengan luka yang masih ada kemudian kau dengan berbaik hati menyembuhkannya tanpa ada satu gorespun yang tersisa. Tapi kini kau mengembalikannya dengan berbagai lebam baru, lalu pada siapa lagi aku menyembuhkannya?

Ah, sudahlah..

Sungguh, aku ingin menutup hatiku,

Aku lelah terluka lagi, lagi, dan lagi. Seakan hati tak layak untuk bahagia.

Maaf, untuk menutupnya. Jika kau ingin pergi kunci lah dari luar sama seperti yang ia (masa laluku) lakukan  dan buang kunci itu dimanapun terserahmu, aku hanya tak ingin membukanya lagi. Sebab bagaimanapun akhirnya luka tetaplah luka. Entah bagaimana menyembuhkannya, semua memang sudah seperti itu adanya.

Terimakasih atas sesaatnya, sebab bagaimanapun juga sesaat itu  telah membuat aku tersenyum bahagia. Iya, meskipun hanya sesaat.
dan, maaf jika aku harus pergi, sebab bagaimanapun juga rasa itu masih ada dan sakit itupun masih nyata. Jika aku terus berada disini, entah harus berapa sayatan lagi yang aku torehkan dihati ini.


Terimakasih, maaf, dan selamat tinggal

Sunday, October 4, 2015

Kepada yang Baru dan Kuharap yang Terakhir...

Kepada yang Baru dan Kuharap yang Terakhir...
Mengapa aku selalu berada diantara dua orang yang cintanya belum habis? Terperangkap disana hingga tak tahu jalan keluar,
Ingin pindah tapi sudah sayang,
Ingin pergi tapi sudah cinta,
Ingin berlalu tapi tak mau,
Mengapa?
Ini untuk kedua kalinya dan kuharap tak sesakit yang lalu. Matanya selalu meyakinkan tapi keraguan selalu menggerogoti kepercayaan.
Bagaimana bisa?
Aku tahu, aku pernah mengalaminya, berkutat dengan pertengkaran yang disebabkan oleh masa lalu kemudian ditinggalkan tanpa merasa bersalah. Tapi bukan berarti hatiku masih kuat untuk dibanting, bukan?
Lalu bagaimana aku bisa berdamai dengan rasa sakit lagi nantinya, jika yang lalu saja hampir membuatku sekejap mati?
Aku mulai mencintainya, memang
Dan, dia juga mencintaiku. Katanya. Tapi entah mengapa kata-kata yang keluar dari bibir laki-laki sulit dipercaya jika tak disertai dengan pembuktian
Aku memang percaya, tapi tak penuh. Tak sepenuhnya setelah saat itu..
Bukankah masa lalu harus dijadikan pelajaran?
Ketika aku memutuskan untuk menerima segala risiko yang terjadi nantinya, aku terpaksa membuka kotak memori lusuh berharap aku bisa mempelajari kesalahan yang lalu dan tak ingin kuulang lagi. Tapi ternyata air mata tak jarang menetes, mengapa masih sesakit ini?
Kepada yang baru dan kuharap yang terakhir, bisakah kau tak mengulangi kesalahan masa laluku? Pergi meninggalkanku dan kembali kepada masa lalunya? Bisakah?
Jika iya, percayalah... aku akan mencintaimu hingga akhir, tanpa jeda. Takkan kusia-siakan orang yang mencintaiku dengan tulus, takkan pernah. Sebab, aku tak ingin menyakiti.
Kuberi hatiku sepenuhnya, ada beberapa lebam yang masih membiru, tapi tak apa sebentar lagi akan sembuh dengan sendirinya setelah kehadiranmu. Asal kau tak menambah luka baru, kita akan bahagia.
Kepada yang baru dan kuharap yang terakhir, terimakasih sudah membuatku jatuh cinta lagi dan sudah membuktikan bahwa tak semua laki-laki sejahat itu. Terimakasih juga sudah sudi memapahku meski aku berjalan lambat terseok-seok.

Terimakasih untuk segalanya, untuk kamu dan untuk kita yang sedang berusaha bahagia

Untuk yang Masih dalam Kenangan...

Untuk yang Masih dalam Kenangan...
Untuk yang masih dalam kenangan, kepergian takkan membuatku terpuruk.
Sedih?
pedih?
tangis?
Ah, itu hanya sekejap saat punggungmu menghilang dari pandanganku.
Setelah itu,? Semua akan seperti biasa. Percayalah tak adanya kita akan tetap membuat aku dan kamu baik-baik saja, tak perlu ada yang dikhawatirkan.
Aku memang masih mencintaimu, kau masih kental dalam ingatanku, masih ada disetiap helaan napasku.
Tapi,..
Maaf, aku harus melepasmu, menggantikan posisimu yang selama ini berdiam dihatiku. Akan ada orang lain, iya orang lain yang akan menggantikannya.
Entahlah, siapa dia.. sampai pada detik yang kusebut dengan titik jenuh, aku masih belum tahu siapa dia. Rasanya bosan memang menunggu seseorang yang tak tahu siapa dan kapan datangnya tapi aku percaya suatu saat dia akan datang tanpa pergi seperti yang kau lakukan saat itu.
Dia yang akan datang akan menyempurnakan separuh agamaku, melepaskan aku dari belenggu masalalu yang gelap, dan menjadikan aku perhiasan dunia untuknya.
Kuharap tak ada dendam setelah ini, kita akan baik-baik saja setelah sama-sama merelakan. Tak perlu ada yang disesalkan.
Aku tak menyalahkanmu, ini juga bukan sepenuhnya kesalahanku,ini adalah kesalahan kita mengatasnamakan napsu yang kita sebut dengan cinta. Kebersamaan kita hanyalah kesalahan dan beranjak pergi adalah hal yang harus kita lakukan dari dulu.

Dan untuk yang kesekian kalinya kukatakan aku tak membencimu karena telah pergi, justru ingin berterimakasih. Terimakasih untuk segala hal, apapun itu terimakasih.

Saturday, October 3, 2015

Aku mohon, Berbicaralah...

Aku mohon, Berbicaralah...

Aku tahu, aku bukanlah orang yang memahami segala hal yang tak kau lisankan. Aku bukanlah peramal yang mengetahui segala isi dari kepalamu. Tapi bisakah kau juga mengerti aku? Setidaknya berbicaralah, katakan sesuatu yang membuatku mengerti, jangan membisu seperti itu. Tatap mataku dan rasakan bagaimana tubuhku sekejap mati. Aku bukannya ingin kau memahami segala hal tentangku, aku hanya ingin kau berbicara dan membuatku mengerti, itu saja.

Apa kau pikir aku mengerti benar bahasa non verbal yang kau gunakan?

heyy, apapun yang terjadi denganmu saat ini percayalah aku akan disisimu, meskipun sekarang aku telah berada disisi orang lain. Aku akan berada disisi dimana aku akan menjadi orang pertama yang menolongmu sebagai sahabat, bisakah kau mengerti?

Sampai detik ini, aku tak pernah tahu mengapa kau begitu keras kepala untuk tetap tidak berkata jujur kepadaku? Mengatakan segalanya? Apakah itu sulit? Kau sering membuatku jengkel telah membiarkanku berpikir sesuka apa yang ada dikepalaku, tanpa pernah tahu kejadian yang sebenarnya.

Ku mohon, bicaralah..

Apa saja,

Katakan bahwa kau membutuhkan aku, misalnya...

Hahaha tidak, aku bercanda... bagaimanapun kau adalah sahabat baruku jangan pernah sungkan untuk menceritakan segala keluh kesahmu, sebab aku akan mendengar dengan seksama tanpa memotong  pembicaraanmu.

jika kau merasa aku bukanlah orang yang tepat untuk mendengar keluh kesahmu lagi, mungkin Dia lebih rindu keluh kesahmu. Sudah berapa lama kau tidak menyentuh surat cinta-Nya? Apakah sudah berdebu? Kau tidak rindu?.

Mungkin, jika kau merasa gundah, seringlah membacanya, pahami isi dan rasakah ketenangan yang akan kau rasakan.

Jika kau tidak percaya, buktikan saja sendiri.

Tetaplah tersenyum atas segala hal yang kau hadapi saat ini, ingat Dia dalam setiap aktivitasmu, jangan pernah kau sedetikpun melupakan-Nya.


Ingat... Sekali lagi saja kau memasang muka yang tidak enak untuk kupandang, aku akan bilang, bahwa aku tak mengenalmu lagi.

Tuesday, September 22, 2015

Aku Hanya Tak Ingin Kamu Tahu

Aku Hanya Tak Ingin Kamu Tahu...

Aku hanya tak ingin kamu mengetahui bagaimana rapuhnya hati selepas kepergian, bagaimana mudahnya hujan deras membasahi pipi, bagaimana kehampaan menghantui setiap malam, bagaimana rindu yang selalu diselingi dengan sesak. Bagaimanapun juga aku tak ingin kamu mengetahuinya,.
kepergianmu memang hal terberat yang kurasakan kini, melepas punggungmu menghilang dari pandanganku, pun tanpa pamit kau pergi begitu saja seolah aku tak ada, dan takkan pernah ada.
tak perlu belas kasihan, aku memang tak ingin kamu tahu bagaimana keadaanku sekarang, sebelum mengenal kata kepergian aku masih baik-baik saja, tapi setelah itu? Ah, sudahlah 

Maafkan aku yang tak mau memberitahumu, sebab aku hanya ingin memulihkan. Jika kamu tahu keadaanku seburuk ini mungkin kini rasa iba menyelimuti hatimu dan kembali kepadaku lagi dengan kepalsuan. Aku tak butuh kebohonganmu lagi yang kesekian kalinya. Cukup sudah selama ini kita menjalin cinta yang palsu, cinta yang tak didasari dengan cinta. Entah apa namanya, kurasa kamu memang tak cinta sedangkan aku yang benar-benar cinta

Aku tahu, hati ini melemah ketika kepergianmu. Tapi apapun itu Tuhan selalu menguatkan tanpa aku pinta. Aku memang belum sekuat yang ku mau, tapi setidaknya aku bisa menerima ini semua dengan keikhlasan.

Memaafkanmu? Aku memang bukan pedendam, juga bukan Tuhan yang ingin menghukummu dengan tanganku sendiri. Hanya saja setiap kesakitan pasti ada luka yang tersembunyi dan aku merasakannya ada dalam hatiku saat ini, lukanya masih memerah dan basah hingga setiap detik aku selalu merasakan nyeri yang tak tertahankan. Kamu tak tahu kan? setiap detik luka ini selalu mengulah, kadangpun aku tak bisa menahan airmata. Ah, tapi kamu tak perlu tahu, aku hanya ingin menyimpan ini sendiri, memulihkannya dengan serius.

Serius bahwa aku ingin pindah dari rasa ini, rasa yang membuatku terkadang sulit bernapas, rasa yang pernah ada dan membuatku kehilangan segala akal sehatku, rasa apapun yang kualami bersamamu, sungguh kukira ini adalah nyata ternyata kamu membalasnya dengan kepalsuan,

Mencintaimu? Tentu saja….. tidak,…. Tidak akan pernah lagi, kisah ini menyisakan trauma yang membuatku takut untuk mencintaimu lagi, terkadang kamu semanis lollipop kesukaanku tapi pada detik berikutnya berubah sedingin ice, dingin, beku, mati! 

Tak perlu datang lagi untuk meminta maaf karena jawabnya tetap sama, sebelum luka ini benar-benar mengering kamu tetap jadi satu-satunya alasanku untuk membenci.
maafkan aku, semuanya sudah tertutup, bahkan rasa ini sudah lebur bersama kenangan, tak ada lagi yang tersisa, dan memang aku tak ingin menyisakan apapun, apapun itu.
nikmatilah hari-harimu, aku selalu mendoakan kebahagiaanmu selamanya. Tanpa dendam kita damai. Tapi untuk memaafkanmu sekarang aku mengucapkan beribu maaf bahwa aku tak bisa, tapi kamu tak perlu khawatir luka ini pasti akan mengering dan aku akan memaafkan segala hal tentangmu.

Kelak, setelah luka ini sembuh aku akan datang menemuimu sebagai teman, bahkan mungkin sahabat. Karena kamu sudah begitu banyak memberi warna-warni dikehidupanku, dan aku jamin nanti keadaanku jauh lebih baik dan tak seburuk ini. Sekarang aku hanya tak ingin menemuimu, dan sekali lagi ku katakan bahwa aku hanya tak ingin kamu tahu. kamu hanya boleh tahu bahwa aku baik-baik saja, itu saja. Selebihnya biar aku, Allah, dan catatanku yang mengetahuinya.

Kepada Sang Pengganti

Kepada Sang Pengganti…
Aku menulis ini hanya utuk menyampaikan sesuatu kepadamu, kau boleh mengabaikannya jika memang tak suka atau boleh memahami isinya jika mau. Aku memang tak mengenalmu, sama sekali tidak. Bagaimana rupamu, sifat atau bagaimana kau memperlakukan dia, yang aku tau  kau adalah wanita yang dicintainya sekarang.  Mungkin, kau akan mengenalnya dengan seiring waktu bersamanya, tapi bolehkah aku menceritakan sesuatu padamu? Tidak, tidak, tidak… aku tak menghasutmu untuk membencinya atau bagaimana, dengarkan saja dulu ceritaku setelah itu terserahmu

Dia adalah sosok laki laki tampan yang selalu memberiku energi positif ketika ia tersenyum, disampingnya adalah kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, aku pikir kau juga sependapat denganku. Iya kan? Tapi kau harus tau, jangan pernah membuatnya marah, ia memang tak pernah marah-marah. Tapi ketika ia sedang marah, ia akan mendiamkanmu hingga membuat tubuhmu beku. Wajah tampannya berubah menjadi wajah yang sangat menakutkan, tatapan matanya begitu tajam, ketika kau tanpa sengaja melihat matanya mugkin saat itu juga tubuhmu sekejap mati tak bisa berkata-kata lagi, aku mengalaminya, ia sering sekali marah padaku, tak terhitung jumlahnya. Aku adalah wanita yang bandel menurutnya, seringkali tak menuruti apa yang ia bilang padahal itu baik.  Tapi satu hal yang bisa membuatnya luluh yaitu air mata. Ia takkan pernah bisa melihat wanita menangis dihadapnnya. Sedikit cerita waktu itu ada kesalahanpahaman, ia marah dan tak ingin menemuiku lagi. Dengan bersihkeras menjumpainya, karena sudah tak tahan dengan keadaan seperti ini dan ingin menyelesaikan kesalahpahaman, tapi ternyata ia tak mau, puluhan sms dan puluhan telpon pun di abaikannya. Sampai suatu ketika aku memohonnya dengan sangat, sekali ini saja. Akhirnya ia datang menemuiku, aku tak bisa berkata apa-apa, tak bisa menjelaskan apapun bahkan hanya untuk mengucapkan kata maaf, hanya air mata yang jatuh dengan derasnya. Bukan aku yang meminta maaf, tapi malah ia yang meminta maaf karena telah membuatku menagis. “jangan nangis lagi, ku mohon. Aku engga bisa melihatmu menangis” katanya padaku dengan tatapan iba. Tapi meskipun ia akan luluh dengan air mata, ku harap kau takkan pernah mengecewakannya, karena aku tak ingin kau juga merasakan bagaimana ia marah kepadamu, aku hanya ingin kau membahagiakannya, jangan pernah mengecewakannya

Kau tau kan kalo dia suka coklat? Iya, dia memang coklat addict. Kau bisa membelikannya saat ia sedang badmood atau lagi banyak pikiran, pasti senang. Dia itu suka sekali makan, makanan apapun yang tersedia pasti dimakan habis. Apalagi masakan ibunya, itu adalah masakan favoritnya. Apakah kau bisa memasak? Jika iya, terimakasih. Karena aku lega melepasnya dan membiarkan ia dipelukanmu, jika tidak, bisakah aku meminta sesuatu padamu? Belajarlah memasak untuknya, karena yang kutahu ia ingin sekali menikahi wanita yang pintar memasak.

Oh iya, dia itu seorang gamers jangan heran jika sms atau teleponmu  di abaikannya selama beberapa saat. Bukan, bukannya dia ingin mengacuhkanmu, hanya saja itu hobinya dari kecil, ia tak pernah bisa lepas dari PC. Aku pernah menyuruhnya untuk tidak terlalu kecanduan,  hanya beberapa hari saja ia menurutiku, setelah itu? Ia kembali fokus dengan PCnya. Mungkin aku bukanlah wanita yang ia turuti, bisa jadi saat kau menyuruhnya ia akan menurutimu. 

Anime adalah favoritenya, ia suka sekali dengan Jepang. Katanya ia juga ingin kuliah di University Of Tokyo. Aku tak suka anime, mungkin aku adalah wanita yang menyebalkan untuknya karena ia tak bisa berbagi cerita tentang koleksi chapter film animenya padaku, meskipun ia berceria aku tak pernah menganggapinya, karena aku juga tak mengerti. Ia jarang sekali membahas anime padaku, ia akan bercerita pada temannya yang lain, kadang aku cemburu saat ia bersemangat sekali menceritakan film anime yang  ia tonton pada wanita lain, tapi, ah sudahlah, aku tak bisa memaksa diriku sepenuhnya untuk menyukai anime. Bahasa Jepangnya lebih baik dariku, aku memang baru belajar dan masih terbata-bata. Aku tak suka Jepang awalnya, tapi aku belajar untuk menyukainya, dan kurasa saat ini aku jatuh cinta pada Jepang. Awalnya aku ingin sekali menemaninya kesana jika memang impiannya jadi kenyataan, tapi sepertinya sudah tak bisa lagi. Bisakah kau menemaninya kesana? Ajak ia berkeliling Jepang, buat dia bahagia dan bantu dia mewujudkan segala keinginannya. Ku mohon

Ia adalah laki-laki egois yang pernah  ku temui, jangan heran jika kesabaranmu diuji dengan sifatnya egoisnya. Bersabarlah untuknya, jangaan pernah menyerah jika ia tak memperdulikan perasaanmu atau membuatmu menangis. Jika kau sedikit bersabar, semoga saja kau akan bahagia bersamanya
ku harap kau bukanlah wanita yang menuntutnya untuk menuruti segala keinginanmu, makan di restoran mewah atau jalan-jalan ke mall dengan menghabiskan uang banyak. Karena ia buka type seperti itu, menurutnya lebih baik seharian berhadapan dengan PCnya daripada harus menghambur-hamburkan uang, ku harap kau pun begitu. Asal kau tau, kencan pertamaku dengannya adalah di warnet, lucu sekali bukan? Kami sama-sama mengerjakan tugas kuliah di warnet yang sama dengan PC bersebelahan, dan kencan , kau tau dimana? Kami gowes ke pantai, tidak, tidak, tidak… bukan tempat yang mewah, hanya sekedar tempat sederhana dan tempat itu jadi favorite kami, hmm maksudku favoritku. Tak usah berharap dia menjemputmu dengan sebuah mobil mewah dan mengajakmu candlelight dinner di restoran mahal karena mungkin untuk saat ini ia belum bisa menuruti keinginan dari kebanyakan wanita, tapi bersabarlah, teruslah disampingnya bahkan saat dia dalam keadaan terpuruk dibawah, jangan pernah sekali-kali meninggalkannya. Belajarlah sederhana dengannya, aku yakin kau bisa bersanding dengannya

Dia adalah orang tertutup menyimpan masalah sendiri tanpa ingi berbagi, kadang aku tak tahu harus bagaimana caranya memberitahu dia bahwa aku tak pernah meninggalkannya disaat terpuruk dan hanya ingin dia tahu bahwa aku selalu ada disisinya dan ingin sekali mendengar segala keluh kesahnya tapi sekali lagi dia adalah  orang tertutup. Ada masalah yang harus diceritakan dan ada masalah yang tidak harus diceritakan. Jika kau mengalami hal yang sama, bersabarlah, bukan dia tak menganggapmu ada, hanya saja ia tak mau menyusahkanmu. Bagaimanapun caranya ia akan menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus menyusahkan orang yang disayanginya
Walaupun kita belum bertemu, bolehkah aku mengungkapkan sesuatu? Sejujurnya aku iri sekali denganmu, kini engkaulah yang sangat dicintainya. Bahkan mungkin yang lain iri juga dengan bersamanya kalian. Bukan, bukan maksud aku tak menyukai atau membencimu, hanya saja jika kau menyia-nyiakan kesempatan ini, kau akan ku hajar dengan tanganku sendiri, hahaha bercanda. Aku yakin kau sangat mencintainya dan takkan pernah menyakitinya seperti dia menyakitiku. Ingat, jika memang kau tak sampai akhir, kau berurusan denganku!

Berbahagialah dengannya, sebab aku pernah begitu bahagia dengannya sebelum semuanya terengut. Kau adalah wanita yang ku percaya untuk kutitipkan dia, jadi ku mohon jangan kecewakan aku, melepasnya bukan berarti hal mudah. Karena aku takkan pernah benar-benar melepas jika dia bukan berada di orang yang tepat.


Dan terakhir, aku minta maaf jika sampai detik ini masih mencintainya. Sebab memang ia pantas untuk dicintai, tapi tenang saja.. aku tak akan pernah merebutnya dari pelukanmu, karena aku bukanlah penjahat. Aku hanya ingin mendoakan kalian agar bahagia dunia akhirat, semoga diberkahi apa yang kalian lakukan. Aku juga berdoa semoga kau tak pernah merasakan sakit seperti yang aku rasakan. Aku harap ia tak pernah berbohong, sebab ia pernah tak jujur dengan perasaannya padaku dan itu yang membuat perih dihatiku belum sembuh, aku juga berharap aku adalah wanita terakhir yang ia sakiti. Dan kau, adalah wanita terakhir yang akan membuatnya bahagia. Semoga

Monday, March 30, 2015

Hanya Tak Ingin Menangis Lagi



Matanya memerah seakan menahan amarah yang tak tertahankan, tangannya mengepul seolah bersiap ingin menghantam apa saja yang ada di hadapannya, bulir-bulir air mata satu-persatupun mulai jatuh dari pelupuk mata, mukanya memerah seperti bara api yang siap ia kobarkan hingga menjilat seluruh kenangan hingga terbakar habis, iya habis tak tersisa. Untuk apa lagi?

Sejak pertengkaran yang membuat ia kehilangan segalanya, saat itu juga ia sadar betapa sangat bodohnya ia mampu bertahan sampai sejauh ini jika hanya air mata yang ia dapatkan? Untuk apa ia menahan kepedihan karena keegoisan Farel selama ini kalau ia tak pernah mendapatkan sedikitpun kebahagiaan? Berkali-kali ia melemparkan batu kecil ke dalam danau yang cukup dalam itu, entah berapa batu yang jelas saat ini ia hanya bisa meluapkan kekesalannya dengan cara seperti ini, melemparkan sejauh mungkin batu yang ia genggam berharap perasaan sakit itu pergi sejauh mungkin dari kehidupannya.

“Aku tak ingin menangis lagi” teriaknya seraya melempar batu kecil sejauh mungkin, kemudian ia terjatuh palanya terasa berat karena menangis seharian, ia meringkuk pada lututnya, air matanya masih terus menetes tak bisa berhenti meskipun ia mencoba untuk menahannya, mungkin sakit yang ia derita saat ini sangat begitu perih dan menyesakkan, ia masih saja terus terisak, tangannya menggenggam batu kecil itu dengan seerat mungkin, perih sangat perih, tangannya terluka berdarah. Tapi rasa perih ditangannya tak seberapa sakit dengan rasa perih yang saat ini sedang menyesakkan perasaannya.

“Aku membencimu, Rel”  masih dengan isak tangis yang masih belum reda, kini pernapasannya pun tercekat, emosinya mulai tak terkendali. Kebenciannya pada Farel semakin menjadi-jadi, pergi begitu saja seolah tak pernah merasa bersalah sedikitpun menganggap dirinya sebagai sampah yang tak ada harganya lagi. Bagaimana mungkin Aira tak membenci Farel yang sebegitu hina kini memandangnya? Padahal dulu mata Farel adalah mata yang paling begitu terpana akan kelembutan Aira, kini mata itu seolah tak sudi memandang gadis kecil yang kian hari semakin rapuh, begitu rapuh hingga hanya tangis yang menghiasi hari-hari yang tak begitu indah buatnya lagi.

Sejujurnya Aira tak pernah ingin membenci orang yang sampai detik ini masih ada disisi hatinya, tapi Farel sendirilah yang selalu memberi celah untuk dibenci. Kata-kata yang seolah-olah seperti sayatan pisau kini membuat hatinya terluka lagi, entah yang keberapa kali yang jelas rasanya masih sama, masih sakit seperti dulu saat sayatan itu berkali-kali membuat hatinya terluka. Meredam amarah kebencian hanya kesia-siaan semata saat ia mencobanya lagi, lagi dan lagi. Kini amarah kebencian  di hatinya benar-benar menyala, bahkan ia sungguh tak sudi menatap mata Farel lagi. Celah yang Farel buat sendiri membuat amarahnya memuncak. Sikap dan perkataan Farel kian membuatnya muak, berulang kali memberi maaf hanya akan membuatnya lelah

“Aku ga akan pernah maafin kamu, Rel. jangan pernah datang padaku lagi untuk mengucapkan kata kesia-siaan itu lagi” tangannya mencoba mengusap bulir-bulir sisa air mata yang masih merekat pada pipinya, Aira tersenyum sinis. Ia seolah menjadi wanita jahat yang mati rasa. Kini ia berjanji bahwa air mata ini adalah air mata terakhir yang ia keluarkan, ia tak pernah lagi bersedih untuk laki-laki yang saat ini sudah sangat ia benci, dan ia takkan pernah lagi bersikap baik pada laki-laki yang membuat hatinya perih tak tertahankan hingga ia tak bisa lagi tersenyum lepas seperti saat ia sebelum mengenal laki-laki yang membuat hatinya rusak. Ia berjanji di danau yang menjadi saksi seberapa air mata yang sudah ia teteskan untuk laki-laki yang tak berharga, ia akan berbahagia selamanya, tanpa pernah lagi mengingat luka, tanpa pernah lagi terisak, dan takkan pernah lagi membuka kotak memori yang sudah ia kubur dalam.

Aira bangkit dari jatuhnya, ia pulang dengan kebencian pada Farel yang masih belum bisa ia hilangkan. Langkah kakinya terseok berusaha untuk tetap terus berjalan pulang, dengan susah payah menahan berat kepedihan yang akan membuat ia terjatuh kembali, akhirnya Aira berhasil menahan semuanya, ia tak terjatuh lagi, ia berhasil pulang, tak adalagi tetes air mata yang membanjiri pipi merahnya. Kini ia akan terus berjalan ke depan tanpa pernah lagi menengok kebelakang.

Sunday, March 15, 2015

Perkara Melepaskan



Ini bukan soal siapa yang paling sakit atau yang paling menyakiti, ini soal melepaskan. Terkadang melepas memang terasa amat berat terlebih saat kita sangat mencintainya. Kata  lepas seolah mimpi buruk yang selalu menghantuiku hingga saat ini. Melepasnya untuk saat ini adalah pilihan terbaik, karena untuk menggenggampun aku tak bisa, Allah tak suka. Aku tak tahu apakah aku bisa melepasnya atau tidak, selama ini dia yang terus di sampingku dan untuk pergi darinya butuh usaha yang keras tapi bukankah Allah selalu membantu hambanya untuk menjadi lebh baik? Aku yakin Allah takkan pernah membiarkan hambanya tersesat, galau, tak punya arah tujuan. Allah akan membantuku pergi dari ini semua, dari hal-hal yang membuat air mataku mengalir dengan derasnya, dari cinta yang tidak halal

Sejujurnya aku ingin terus bersamanya berbagi kisah berdua, berbagi tangis, tawa, canda, bahagia. Walaupun sebenarnya aku tak siap, tapi aku harus. Aku tak ingin menodai cintaku dengan napsu, aku tahu terkadang rasa ingin selalu bersamanya adalah napsu yang selalu dibisikan oleh setan untuk menjerumuskanku kedalam jebakannya. Setan menginginkanku untuk melupakan Allah dengan selalu membisikkan tentang cinta yang sebenarnya tidak halal setan meramunya seindah mungkin hingga aku mabuk kepayang merasakan cinta padahal sesungguhnya itu hanya merusak, cinta yang tak halal hanya akan merusak cinta yang suci dari Allah.

Sekarang biarkan aku menutup diriku hanya doa yang dapat ku lakukan saat ini, memendam rindu yang sangat menyiksa, menundukkan pandangan saat berhadapan dengannya, karena aku sangat mencintainya karena Allah biarkan aku mundur beberapa langkah darinya berusaha sejauh mungkin dan tak ingin terlihat lagi olehnya. Aku hanya ingin menjaga cintaku agar tak ternodai biarkan saja doa menjadi satu-satunya obat rindu yang paling ampuh. Jika memang Allah berkenan menyatukanku dengannya Allah sendiri yang akan melangkahkan kaki kita bersama. Tapi jika Allah tidak berkenan menyatukan aku dengannya biarkan aku menjaga hatiku hanya untuk laki-laki yang pantas mengambilnya dengan yang di halalkan-Nya, laki-laki yang Allah pilih untuk menjadikan imam bagiku dan calona ayah untuk anakku kelak. :)
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com