Aku Hanya Tak Ingin Kamu Tahu...
Aku hanya tak
ingin kamu mengetahui bagaimana rapuhnya hati selepas kepergian, bagaimana
mudahnya hujan deras membasahi pipi, bagaimana kehampaan menghantui setiap
malam, bagaimana rindu yang selalu diselingi dengan sesak. Bagaimanapun juga
aku tak ingin kamu mengetahuinya,.
kepergianmu memang hal terberat yang kurasakan kini, melepas punggungmu
menghilang dari pandanganku, pun tanpa pamit kau pergi begitu saja seolah aku
tak ada, dan takkan pernah ada.
tak perlu belas kasihan, aku memang tak ingin kamu tahu bagaimana keadaanku
sekarang, sebelum mengenal kata kepergian aku masih baik-baik saja, tapi
setelah itu? Ah, sudahlah
Maafkan aku yang tak mau memberitahumu, sebab aku hanya ingin memulihkan. Jika
kamu tahu keadaanku seburuk ini mungkin kini rasa iba menyelimuti hatimu dan
kembali kepadaku lagi dengan kepalsuan. Aku tak butuh kebohonganmu lagi yang
kesekian kalinya. Cukup sudah selama ini kita menjalin cinta yang palsu, cinta yang tak didasari
dengan cinta. Entah apa namanya, kurasa kamu memang tak cinta sedangkan aku
yang benar-benar cinta
Aku tahu, hati ini melemah ketika kepergianmu. Tapi apapun itu Tuhan selalu
menguatkan tanpa aku pinta. Aku memang belum sekuat yang ku mau, tapi
setidaknya aku bisa menerima ini semua dengan keikhlasan.
Memaafkanmu? Aku memang bukan pedendam, juga bukan Tuhan yang ingin menghukummu
dengan tanganku sendiri. Hanya saja setiap kesakitan pasti ada luka yang
tersembunyi dan aku merasakannya ada dalam hatiku saat ini, lukanya masih
memerah dan basah hingga setiap detik aku selalu merasakan nyeri yang tak
tertahankan. Kamu tak tahu kan? setiap detik luka ini selalu mengulah, kadangpun aku tak
bisa menahan airmata. Ah, tapi kamu tak perlu tahu, aku hanya ingin menyimpan
ini sendiri, memulihkannya dengan serius.
Serius bahwa aku ingin pindah dari rasa ini, rasa yang membuatku terkadang
sulit bernapas, rasa yang pernah ada dan membuatku kehilangan segala akal
sehatku, rasa apapun yang kualami bersamamu, sungguh kukira ini adalah nyata ternyata
kamu membalasnya dengan kepalsuan,
Mencintaimu? Tentu saja….. tidak,…. Tidak akan pernah lagi, kisah ini
menyisakan trauma yang membuatku takut untuk mencintaimu lagi, terkadang kamu
semanis lollipop kesukaanku tapi pada detik berikutnya berubah sedingin ice,
dingin, beku, mati!
Tak perlu datang lagi untuk meminta maaf karena jawabnya tetap sama, sebelum
luka ini benar-benar mengering kamu tetap jadi satu-satunya alasanku untuk
membenci.
maafkan aku, semuanya sudah tertutup, bahkan rasa ini sudah lebur bersama
kenangan, tak ada lagi yang tersisa, dan memang aku tak ingin menyisakan
apapun, apapun itu.
nikmatilah hari-harimu, aku selalu mendoakan kebahagiaanmu selamanya. Tanpa
dendam kita damai. Tapi untuk memaafkanmu sekarang aku mengucapkan beribu maaf
bahwa aku tak bisa, tapi kamu tak perlu khawatir luka ini pasti akan mengering
dan aku akan memaafkan segala hal tentangmu.
Kelak, setelah luka ini sembuh aku akan datang menemuimu sebagai teman, bahkan
mungkin sahabat. Karena kamu sudah begitu banyak memberi warna-warni
dikehidupanku, dan aku jamin nanti keadaanku jauh lebih baik dan tak seburuk
ini. Sekarang aku hanya tak ingin menemuimu, dan sekali lagi ku katakan bahwa
aku hanya tak ingin kamu tahu. kamu hanya boleh tahu bahwa aku baik-baik saja, itu saja. Selebihnya biar aku,
Allah, dan catatanku yang mengetahuinya.