Setumpuk rasa itu, sangat sulit di
lupakan. Lalu bagaimana caranya aku bisa melupakan rasa sakitku? Oh mungkin
lebih baik aku menguburnya dalam-dalam. Dan berharap kamu tak mampu menggalinya
lagi..
Na mungkin suatu hari nanti, aku ingin
mengenangmu, merindukan saat-saat kita bersama. Tapi aku hanya ingin mengenangmu
saja. Karena bagaimanapun juga, kamu telah begitu banyak memberi warna dalam
hidupku.. Iya. Hanya mengenang, boleh kan?
Jujur saja Na, aku tidak ingin lagi mencintaimu bukan karena menyerah atas jalanku. Namun setauku, cinta adalah perjuangan antara 2 pihak. Dan apabila aku saja yang berjuang, kurasa itu tak akan adil. Lalu tugasmu apa? Hanya melihatku kesakitan? Lalu berbalik badan dan tepuk tangan? jadi sekarang kamu mengertikan kalau aku menyerah? Iya itu berarti aku sudah sangat kelelahan berjuang sendirian
Jika aku dan kamu masih diam saja tidak ada yang mengambil langkah pasti menuju ke hubungan serius. Lantas mengapa harus aku yang bertahan? Mengapa harus aku? Mengapa hanya aku yang bertahan? Bukankah kamu sendiri yang mengajariku untuk tidak melakukan hal yang sia-sia?
Aku tidak pernah melarangmu untuk hadir di hidupku. Bahkan aku membuka pintu hatiku lebar-lebar saat kamu datang padaku dan membawa sejuta rasa. Namun aku melarangmu meninggalkan aku sendirian dengan luka yang kamu ciptakan tanpa memberikan obat terlebih dahulu
Na, Aku pergi. Sungguh aku ingin pergi. Aku tidak tahan lagi, biarkan aku pergi karena aku tidak ingin lagi mencintaimu. Aku sudah sangat lelah,
Sesungguhnya saat ini aku memang masih mencintaimu, masih sangat mencintaimu. Namun aku tidak ingin lagi mencintaimu, karena aku juga harus lebih mencintai diriku sendiri. tidak mungkin aku membiarkan diriku sendiri tersakiti? Iya kan?
Aku ingin bilang, aku tidak menyesal karena pernah mencintaimu. Karena aku sama sekali tidak dirugikan. Aku merasa beruntung, sungguh. Setidaknya ada banyak hal yang secara tidak sadar kamu berikan untukku.
Dan yang terakhir, bisakah kamu membantuku? Jangan pernah menyapaku, jangan pernah berbicara padaku jika tidak dalam keadaan terdesak, jangan pernah berkirim pesan padaku jika pesan yang disampaikan tidak begitu penting, dan satu lagi jangan pernah tersenyum kepadaku. Aku rasa itu lebih baik. Karena terus terang, aku tidak mempunyai penangkal untuk tidak merindukanmu, lagi, lagi dan lagi.
Jujur saja Na, aku tidak ingin lagi mencintaimu bukan karena menyerah atas jalanku. Namun setauku, cinta adalah perjuangan antara 2 pihak. Dan apabila aku saja yang berjuang, kurasa itu tak akan adil. Lalu tugasmu apa? Hanya melihatku kesakitan? Lalu berbalik badan dan tepuk tangan? jadi sekarang kamu mengertikan kalau aku menyerah? Iya itu berarti aku sudah sangat kelelahan berjuang sendirian
Jika aku dan kamu masih diam saja tidak ada yang mengambil langkah pasti menuju ke hubungan serius. Lantas mengapa harus aku yang bertahan? Mengapa harus aku? Mengapa hanya aku yang bertahan? Bukankah kamu sendiri yang mengajariku untuk tidak melakukan hal yang sia-sia?
Aku tidak pernah melarangmu untuk hadir di hidupku. Bahkan aku membuka pintu hatiku lebar-lebar saat kamu datang padaku dan membawa sejuta rasa. Namun aku melarangmu meninggalkan aku sendirian dengan luka yang kamu ciptakan tanpa memberikan obat terlebih dahulu
Na, Aku pergi. Sungguh aku ingin pergi. Aku tidak tahan lagi, biarkan aku pergi karena aku tidak ingin lagi mencintaimu. Aku sudah sangat lelah,
Sesungguhnya saat ini aku memang masih mencintaimu, masih sangat mencintaimu. Namun aku tidak ingin lagi mencintaimu, karena aku juga harus lebih mencintai diriku sendiri. tidak mungkin aku membiarkan diriku sendiri tersakiti? Iya kan?
Aku ingin bilang, aku tidak menyesal karena pernah mencintaimu. Karena aku sama sekali tidak dirugikan. Aku merasa beruntung, sungguh. Setidaknya ada banyak hal yang secara tidak sadar kamu berikan untukku.
Dan yang terakhir, bisakah kamu membantuku? Jangan pernah menyapaku, jangan pernah berbicara padaku jika tidak dalam keadaan terdesak, jangan pernah berkirim pesan padaku jika pesan yang disampaikan tidak begitu penting, dan satu lagi jangan pernah tersenyum kepadaku. Aku rasa itu lebih baik. Karena terus terang, aku tidak mempunyai penangkal untuk tidak merindukanmu, lagi, lagi dan lagi.