“Itu apaan?” tanyaku pada farel saat
melihat ada suatu yang ganjil di dalam dompetnya, bentuknya seperti bunga
yang sudah layu
"ini? kamu ngga tau?” tanya farel
sambil menunjukkan dompetnya dan mengeluarkan bunga tersebut
“itu bunga kan?” tanyaku dengan
polos
“iya bunga, tapi kamu serius engga
tau bunga apa ini?”
Aku mengangguk dan seperti kelihatan
sangat bodoh, jujur saja aku tak begitu paham tentang berbagai jenis bunga. yang
aku tahu hanya bunga mawar, bunga melati, bunga anggrek dan bunga-bunga yang
sudah pernah kulihat sebelumnya, aku tau bunga eidelweiss tapi aku tak tau
bagaimana bentuknya. Bukannya aku tak suka, tapi aku tak begitu mencari tahu
tentang jenis-jenis bunga
“ini bunga eidelweiss” kata farel
menjelaskan
“oh” ucapku singkat
“mau ngga?” tawarnya padaku
Aku menggeleng dan melanjutkan
menyantap makananku
“serius engga mau?” tawarnya lagi
“engga ah, buat apaan emang? segitu
istimewanya kah?”
“cari di google” ucap farel agak
sedikit kesal sambil memasukkan lagi bunga itu ke dalam dompetnya
Aku terdiam, Aku bingung mengapa ia
menyuruhku mencari tahu tentang bunga eidelweiss di google jika ia sendiri bisa
menjelaskannya padaku. Atau mungkin karena ia lelah jika harus menjelaskannya
padaku? Padahal aku tidak begitu bodoh. Jika ia mau menjelaskannya secara
perlahan pasti aku dapat mengerti
Karena aku penasaran dan juga karena
aku mendapat tugas darinya untuk mencari tahu tentang bunga eidelweiss tanpa pikir
panjang setelah pulang kuliah aku langsung mengkonesikan laptopku dengan
internet dan mulai menjelajah di dunia internet, aku langsung bertanya pada
mbah google apa itu bunga eidelweiss dan muncul lah banyak artikel tentang
bunga eidelweiss.
Ternyata bunga eidelweis dinamakan ‘bunga
abadi’ dan di balik keindahan dari bunga eidelweis ternyata tersimpan sebuah
mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya
akan abadi. Tidak sedikit para pencinta alam yang menjadikan bunga abadi ini
menjadi salah satu hadiah spesial bagi pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan
agar cintanya abadi. Butuh perjuangan untuk mendapatkannya, karena bunga
eidelweis biasanya tumbuh di puncak-puncak
atau lereng-lereng gunung.
Oleh karena itu bisa dibayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya. Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung.
Oleh karena itu bisa dibayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya. Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung.
***
Esoknya aku menemuinya di kantin. Aku
benar-benar tak sabar ingin memegang bunga abadi itu
“aku udah tau” ucapku memecahkan
keheningan saat farel sedang asik menikmati segelas ice cappuino
“apaan?” tanyanya kebingungan
“hmm…. bunga eidelweiss itu rel”
“oh” ucapnya singkat
“aku mau rel” pintaku padanya
“kemarin katanya engga mau”
“ya kan kemarin aku belum tau apa
keistimewaan bunga eidelweiss itu rel” ucapku malu-malu “oh iya, kamu nyuri
bunga itu ya? kan itu di lindungi banget rel”
“enak aja” gerutu farel
“haha lalu?”
“aku mengambilnya waktu aku naik
gunung pas SMA, aku lupa waktu itu udah ada larangannya atau belum yang jelas
pas aku turun di periksain dan cuma boleh bawa tiga tangkai. Yaudah aku bawa
tiga tangkai” jelasnya. “kamu beneran mau bunga ini?”
Aku mengangguk kegirangan
“ini eidelweis aku satu-satunya, hmm
yaudah deh gapapa. Jangan di ilangin yaa” ucapnya sambil mengeluarkan
eidelweiss itu dari dompetnya dan menyerahkannya padaku
“ikhlas engga nih?”
“ikhlas lah sayang”
“engga jadi deh rel, aku terlalu
banyak minta sama kamu, udah engga terhitung berapa banyak permintaan yang aku
pinta” ucapku murung sambil menyerahkan kembali bunga eidelweis itu ke tangannya
“buat kamu kenapa engga sayang? selagi
aku mampu kenapa engga? aku cuma pengen buat kamu senang, bahagia disamping
aku. Walaupun aku sering buat kamu nangis ra” ucap farel menggenggam tanganku
dan menyerahkan bunga abadi itu lagi
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi,
betapa beruntungnya aku memiliki farel. Ia sudah mengabulkan banyak sekali
permintaanku dan aku sama sekali tidak bisa membalas semua yang ia lakukan
terhadapku. Aku hanya mampu bilang “terimakasih rel, aku sayang kamu”