Sunday, March 15, 2015

Apakah Kau Merasakan Sakit yang Sama?




Terkadang aku ingin menangis sekencang-kencangnya pada pelukanmu, maraung-raung mengungkapkan segala pedih yang selalu tercipta di setiap helaan napas. Setiap saat itu tiba, ku tepis keinginan yang mungkin takkan pernah terjadi itu, ku hilangkan semua angan yang sampai kapanpun hanya akan menjadi angan-angan., ku simpan segalanya dalam sebuah kotak memori yang mungkin takkan pernah kubuka lagi.

Kali ini aku merasa sepi, tak ada bahu yang bisa kusandarkan, tak ada lagi yang mengusap tetesan air yang kian membasahi pipi, dan tak ada lagi sosok yang dulu selalu menguatkan. Kini semua terasa hampa, benar-benar kosong, sepi dan mati. Kupikir aku ingin segera melenyapkan perasaan yang kian membuat segala sesak yang tak pernah henti, segala sakit yang tak tertahankan lagi, segala pedih yang kian terasa perih. Tapi.. aku tak punya daya dan kekuatan untuk itu. Perasaan itu selalu saja menghampiri, upayaku untuk menghindar tak pernah berhasil, perasaan itu selalu saja menghantui di sela-sela malam yang gigil.

Kopi ini terasa benar-benar pahit, kelam, hitam dan tak ada sedikitpun rasa manis yang masuk ke dalam kerongkongan. Rasanya ingin sekali ku muntahkan semuanya, ku buang segala kepahitan yang selama ini ku alami, tapi sudah terlanjur ku telan habis hingga yang tersisa kini hanya ampas. Sengaja aku habiskan semuanya karena kupikir pahitnya akan segera berakhir dengan rasa manis, tapi ternyata dugaanku salah atau mungkin saja belum terasa? Entahlah, kerongkonganku masih saja pahit.

Apakah engkau merasakan hal yang sama, wahai tuanku? Merasa rindu tapi enggan untuk mengungkapkan, perasaan gigil yang di sebabkan oleh kesepian yang tak berkesudahan, perasaan ingin mengulang kembali putaran filem yang diperankan oleh kita berdua? Perasaan sesak saat siluet kenangan kecil lewat begitu saja? Apakah kau juga merasakan hal yang sama? Aku rindu, kesepian, dan ingin sekali  mengulang saat-saat indah itu. Apakah kau merasakan hal yang sama?

Entahlah, rasanya aku ingin mengakhiri semuanya. Aku tak mau merasakan kepedihan ini lagi. Sampai kapan aku terus seperti ini? Sampai kapan? Kadang aku ingin berteriak “aku lelah” dan melepaskan segala beban dipundak dan segala tumpukan rasa sakit. Selalu saja seperti itu, berkali-kali, hingga aku muak dan tak sanggup lagi untuk berdiri. Tak sanggup untuk bangkit menghadapi dunia yang sangat amat kejam.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com