Monday, January 19, 2015

Terimakasih SDN Nisam Antara :)




Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan buat saya pribadi, melihat anak-anak penerus bangsa tersenyum berantusias dengan kedatangan kami partisipan dari Jaroe Aceh Youth Community (JAY_C), para guru-gurupun tak kalah antusiasnya mereka menyambut kami dengan baik dan juga ikut serta dalam kegiatan ini. Kami menemui mereka bertujuan untuk menyemangati, memberikan mereka motivasi akan kesuksesan dan cita-cita yang harus diraih. Sungguh sangat menyenangkan melihat mereka tersenyum. Jujur awalnya saya sangat tidak menyukai menjadi pengajar mengajari anak-anak yang dalam bayangan saya susah diatur bandel, tapi setelah saya melihat anak-anak ini membuat saya berpikir dua kali untuk tidak menyukai anak-anak yang lucu ini. Sebenarnya bukan tidak menyukai anak-anak tapi saya sangat malas bersosialisasi dengan orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya tapi dengan adanya komunitas-komunitas yang saya ikuti membuat saya membuka mata lebar-lebar bahwa berinteraksi dengan sesama sangatlah penting, karena dengan mengenal orang-orang baru kita dapat belajar hal-hal baru juga.

Kami mengikut sertakan kelas 3,4,5,6 semuanya digabung dalam satu kelas mereka hanya berjumlah 43 orang siswa, sungguh sangat disayangkan mengingat pendidikan sangat penting tapi sekolah yang dijadikan sebagai tempat belajar malah sedikit sekali peminatnya, terlebih sekolahnya jauh dari rumah penduduk, jadi anak-anak harus jalan kaki atau naik sepeda yang jaraknya cukup jauh. Tempatnya dikelilingi pohon-pohon dan bisa disebut hutan. Rumah yang jarang-jarang cukup jauh antara satu rumah dengan rumah lainnya mungkin juga menjadi penyebab SDN Nisam Antara memiliki sedikit murid. Tapi itu tidak menjadi halangan bagi tenaga pengajar yang berjumlah 14 orang itu, mereka tulus menciptakan siswa-siswi yang berprestasi walaupun sebenarnya mereka berharap pemerintah melihat sekolah mereka dan membantu membangun untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang layak. Mereka juga berharap pemerintah membuatkan lapangan yang kondusif, karena jika hujan lapangan tersebut becek dan anak-anak tidak bisa mengikuti upacara bendera maupun berolahraga atau sekedar bermain. 

Mereka sunggu manis, ketika dibagikan kelompok dan saya dipilih sebagai kakak asuh mereka. Kemudian saya merangkul mereka ada salah satu gadis kecil nan cantik  bertanya kepada saya “nama kakak siapa?” saya tersenyum dan menjawab “kak zahra” ia nyengir menampakan gigi kelincinya, sangat manis. Kemudian saya melihat gadis kecil yang tak kalah manisnya ia sangat pendiam dan membuat saya penasaran. Saya merangkulnya dan bertanya “kamu kenapa?” dia tidak menjawab sama sekali, hanya memainkan tangannya khas anak kecil yang sedang grogi. Teman sebelahnya menjawab “dia tidak berbahasa Indonesia kak” . awalnya saya tidak mengerti apa maksud dari perkataan temannya tapi setelah saya mencernanya baik-baik akhirnya saya paham bahwa maksudnya gadis kecil ini tak bisa berbicara bahasa Indonesia, ia hanya bisa berbahasa Aceh. Sungguh disayangkan memang, tinggal di Indonesia tapi tidak bisa berbahasa Indonesia. Memang tidak salah jika ia menjunjung tinggi bahasa Aceh sebagai bahasa kesehariannya tapi bukankah bahasa persatuan Indonesia adalah bahasa Indonesia sesuai dengan yang tertera di sumpah pemuda? “ia ngerti bahasa Indonesia, tapi untuk berbicara dia ga bisa kak, bisa cuma dikit-dikit” tambahnya lagi sambil tersenyum saat saya sedang melamun memperhatikan si gadis pendiam ini. Saya pun ikut tersenyum dan kembali menyuruh mereka melanjutkan  membuat menara yang disuruh ka syifa seorang mc dalam kegiatan ini. Menara ini bertujuan agar mereka membuat replika untuk menggantungkan cita-cita mereka setinggi dan sekokoh menara yang mereka buat sendiri. Menara yang hanya berbahan sedotan ini akhirnya berdiri kokoh dan tinggi dan mereka berjanji akan menjadikan cita-citanya seperti menara tersebut.

Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, melewati jalan-jalan yang berlubang, barbatu, becek dan harus naik turun tanjakan membuat adrenalin kita terpacu. pemandangan sepanjang perjalanan yang Allah sajikan sungguh membuat saya menganga dan hanya bisa berucap “subhanallah”. Pohon-pohon besar, sungai-sungai yang mengalir diatasnya air bening, jurang yang terjal, sawah-sawah nan hijau, merupakan simpanan kekayaan Indonesia. Saya bersyukur bisa datang menunjungi sekolah di desa gampong alue papen ini, membuat saya tahu bahwa banyak sekolah-sekolah yang harus diperhatikan kelayakannya, mungkin ini hanya satu yang saya tahu, tapi di tempat lain masih banyak lagi sekolah-sekolah yang perlu diperhatikan pemerintah. Saya berharap pemerintah membuka mata lebar-lebar akan hal ini, bukankah pendidikan sangat penting?
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com