Sunday, December 28, 2014

Surat Entah yang Ke Berapa Kalinya



Hay gimana kabarmu? Duh aku canggung mengirimu surat, sudah lama aku tak mengirimu surat sejak kita benar-benar berpisah kan? Kau ingat kapan terakhir aku mengirimmu surat? Ah .. aku saja lupa, lagipula kita juga harus menjaga jarak bukan? Haha iya, karena kita bukan apa-apa lagi. Oh iya, ada yang ingin kuberitahu tapi sebelum aku memberitahu hal ini maukah kau berjanji padaku untuk tidak marah? Atau melototiku seperti saat aku memesan mie di kantin? Kau tahu? saat kau memelototiku sama seperti harimau yang ingin sedang memakanku hidup-hidup haha berlebihan memang, tapi jujur aku benar-benar takut jika kau bersikap seperti itu, rasanya tubuhku lemas jika kau marah atau bersikap dingin kepadaku. Hmm baiklah kembali ke laptop, aku ingin memberitahu hal yang mungkin memang akan memancing amarahmu, tapi ku harap kali ini kau bisa meredakan amarahmu. 

Na, beberapa hari yang lalu aku tertimpa musibah aku kehilangan dompetku saat aku mengikuti diklat ukm creative minority aku tak tahu bagaimana percisnya aku kehilangannya entah karena diambil orang atau aku lupa menaruh kembali ke tas saat aku mengeluarkan dompet atau mungkin karena tercecer dimana entahlah akupun bingung aku gatau harus gimana lagi. Menangis? Haha tentu saja, kau tau aku perempuan yang mudah sekali menangis jadi wajar saja aku menangis jika aku menghadapi ini padahal aku sudah berusaha untuk tetap tegar, tapi tetap saja air mata tak pernah permisi untuk keluar dari mata. Sungguh tidak sopan, kan?. Usaha? Iya, aku udah berusaha mencarinya membongkar isi tasku, mencari di pakaian kotor, saat itu juga kamarku ku bongkar hingga berantakan untuk mencari dimana dompetku. Oh iya, jujur aku sempat putus asa dan pasrah jika dompetku tidak kembali. Tapi intan menyuruhku ke orang pintar dan sungguh saat itu aku menolak mentah-mentah karena orang pintar sama saja dengan dukun kan? Aku tak mau kalau karena aku ke dukun amal ibadahku di tolak sama Allah selama empat puluh hari. Tapi bang ferdian dan yang lainnya menyuruhku ke tengku, yaAllah harus berapa kali aku bilang pada mereka aku tak percaya dukun, tapi mereka bersikeras kalau tengku itu bukan dukun. Tengku melalui ayat suci al-quran sedangkan dukun pake jampi-jampi. Aaah entahlah, karena aku sudah putus asa akhirnya aku menuruti kata mereka ke tengku itu awalnya ku harap ini sebagian dari ikhtiarku daripada aku hanya diam meratapi dompetku yang hilang lebih baik aku usaha untuk menemukan dompetku kan?. Tengku itu bilang dompetku di ambil orang, kawan terdekat katanya. Jujur saja aku sempat terpengaruh kata-katanya dan mencurigai temanku sendiri, jahat kan aku? Hih--- di minggu kedua aku ke tempat itu lagi dan tengku itu bilang aku harus menggeledah tas temanku itu, esoknya aku minta temanku yang satu lagi buat menggeledah tas temanku itu saat ia sedang sholat dan finally? Di tasnya gada dompetku. Hufftt jahat kan aku sudah mencurigai temanku sendiri? Dan aku semakin engga percaya dengan kata-kata tengku itu saat ia meminta tarif pembayaran sebesar tujuh puluh ribu? Wow! Kalau misalnya ia tulus membantuku dengan ayat-ayat suci al-quran mana mungkinkan ia pakai tarif? Tengku itu menyuruhku datang lagi sebenarnya minggu kemarin tapi aku memutuskan untuk tidak datang karena aku sudah tak mempercayainya lagi, aku takut Allah murka padaku karena telah berbuat syirik Rasanya aku benci diriku sendiri seharusnya aku tetap meminta pertolongan keada Allah dan percaya hanya pada-Nya bukan kepada tengku itu. Aku merasa bersalah pada Allah. kini aku pasrah jika dompetku hilang, jika masih rezeki dompet itu akan kembali dengan sendirinya bukan? Dan mulai saat ini aku sudah  tak mempercayai tengku lagi, na. saat ini aku harus mulai mengurus surat-surat dalam dompetku seperti ATM,KTM,KTP,STNK,SIM. Kalau boleh jujur aku membutuhkanmu untuk berada disampingku, menemaniku mengurus surat-surat itu aku tak sanggup jika mengurusnya sendiri. Oh iya itupun kalau kamu tidak keberatan.

hhmmm sebenarnya inti dari aku mengirim surat ini bukan mengenai soal dompet, tpi mengenai soal…… haduhhh hmmm aku takut sebenarnya memberitahu hal ini tapi sepertinya kau harus tahu. Hmm bukan cuma sekedar dompet beserta surat-surat penting yang hilang, tapi…… hmmm tapi,,,,, hmmmm iya iya aku beri tahu, hmmm haduuhh deg-degan…  aku tahu kamu pasti marah… oke oke aku beritahu sebenarnya aku juga kehilangan eidelweiss pemberianmu waktu itu na, maafin aku… aku menyelipkan eidelweiss itu beserta fotomu dalam dompetku.   Aku tahu ini bukan pertama kalinya aku menghilangkan barang pemberianmu, aku ingat kalau aku juga pernah menghilangkan jaketmu waktu itu. Tapi sungguh ini diluar kehendakku, ku harap kau memaklumi keteledoranku akan hal ini, aku mohon maaf… aku ingat saat kamu menyerahkan bunga eidelweiss itu kamu bilang padaku “ini eidelweiss aku satu-satunya, tolong jangan di ilangin simpan baik-baik” aku masih merekam kata-katamu na, tapi aku tak tahu kalau dompetku hilang dan menghilangkan juga eidelweiss didalamnya, kau mau kan memaafkan aku? sama seperti saat aku menghilangkan jaketmu? Kau pernah bilang “itu cuma jaket sayang, kalau aku yang kehilangan kamu baru aku sedih. Mana mungkin aku marahin kamu cuma karena sebuah jaket? Biasa aja kali” aku harap kau juga dapat bersikap meredam amarahmu sama seperti saat aku menghilangkan jaket itu. Aku tahu kau memetik eidelweiss itu juga butuh pengorbanan naik gunung. Tapi,,, kau tau aku seperti apa, kadang kecerobohanku ini keterlaluan… oh ya satu lagi aku diajak liburan ke burni telong sama bang ferdian dan anak ukm lainnya. Rencana aku mau ikut karena aku harus mengganti eidelweissmu. Aku harus memetik bunga eidelweiss itu untuk mengganti eidelweiss yang aku hilangkan. Semoga aja di bolehkan. Bagaimana menurutmu kau mengizinkanku kan?

Friday, December 5, 2014

Mau Jadi Akhwat atau Cewek???





Apasih yang dimaksud dengan akhwat itu? Yuk mari kita bahas apa arti dari kata akhwat. Dalam bahasa Arab akhwat merupakan bentuk jamak dari perempuan. Begitupula dengan cewek, dalam bahasa Indonesia cewek merupakan perempuan. Sebenarnya dalam pemaknaan akhwat dengan cewek sama-sama berarti perempuan tapi berbeda dalam makna pemahamannya. Seorang akhwat dimaknakan sebagai wanita yang memakai pakaian yang longgar, tertutup rapi, jilbanya lebar panjang,ia selalu menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis tidak suka berbaur dengan yang bukan mahramnya, suaranya lembut tidak lantang karena ia tahu suara wanita adalah aurat, ia tidak suka berdebat dan lebih suka mencari solusinya daripada masih berdebat dengan hal-hal yang tidak penting, dan yang pasti ia lebih memilih meluangkan waktunya dengan mengikuti kajian atau ibadah lainnya dengan mengharap ridha Allah daripada harus membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang tidak berguna terlebih jika suatu hal tersebut dapat menimbulkan dosa. Sedangkan makna dari kata cewek itu kebalikan dari kata akhwat. Cewek lebih kepada wanita yang gaul, memakai busana gaul dan terkadang lebih suka di godain oleh lelaki hidung belang di jalan dengan panggilan “hai cewek”. Tapi tidak menutup kemungkinan wanita yang memakai jilbab besar dapat dikatakan akhwat bisa saja perilakunya tidak mencerminkan seorang akhwat sedangkan wanita yang memakai jilbab yang masih belum menutup bagian dadanya dapat dikatakan akhwat, sebenarnya yang membedakan mereka adalah perbuatan-perbuatannya bukan dari jilbab yang ia pakai

Suatu hari saya mendengar sebuah cerita ada seorang ikhwan ia seorang dosen di salah satu universitas ternama di Jakarta, ia seorang laki-laki yang tidak pernah tertinggal sholat berjama’ah di masjid kecuali pada waktu dzuhur dan ashar karena jam mata kuliah di kampus tak bisa membuat ia mengejar sholat berjamaah, ia juga rutin mengikuti kajian-kajian islami dan dapat dikatakan sholeh.

Suatu ketika orang tuanya datang kepadanya dan berkata “nak, ibu sudah carikan istri buat kamu”

 Laki-laki itupun tersenyum dan berbalik nanya kepada ibunya “bu, ia seorang akhwat atau cewek?”

 Ibunya yang heran mendengar pertanyaan anaknyapun bingung, setau ibunya akhwat dan cewek sama-sama dikatakan perempuan dan ibunya berbalik nanya “apa maksud dari pertanyaanmu nak?”

“jika ia seorang akhwat pasti ia sudah terbiasa mendekatkan diri kepada Allah swt, rutin mengikuti kajian-kajian islami, menundukkan pandangannya ketika menatap lawan jenis, dan yang pasti dengan bersamanya insyaallah dia juga akan lebih bisa mendekatkan diriku dan dirinya dengan-Nya karena dia sudah terlatih sebelumnya. Dan kami hanya tinggal melanjutkan ilmu yang kami punya dan saling belajar melengkapi dari hal-hal yang kami tidak tahu”

“lalu? Ibunya bertanya lagi

“hmm dan jika ia seorang cewek aku yang harus menuntunnya lagi mengajari banyak hal dari yang paling mendasar. Karena sebelumnya ia belum terlatih untuk mencari tahu tentang islam dan cara mendekatkan diri kepada Allah, bu”

Lalu ibunya tersenyum dan mengerti perbedaan antara akhwat dengan cewek

Saya pribadi walaupun saya belum dapat di kategorikan sebagai akhwat, saya tidak suka di panggil dengan sebutan cewek karena menurut saya kata cewek dapat merendahkan harga diri kita. Mengapa begitu? Karena kebanyakan laki-laki hidung belang lebih sering menggunakan kata cewek untuk menggoda seorang wanita.

Bagaimana dengan kalian? Apakah anda lebih suka di panggil dengan sebutan “dia cewek gue” atau “dia kekasihku, dia akhwatku”?

Pada dasarnya akhwat dan cewek memang sangat berbeda terlebih dari perbuatannya dan kedekatannya terhadap Allah swt. Memang menjadi seorang akhwat tidak mudah tapi bukan berarti kita tak bisa menjadi seorang akhwat yang baik. Belajarlah mulai dari sekarag dari hal-hal yang terkecil takkan pernah ada kata terlambat sebelum maut menjemput :)

Thursday, October 9, 2014

Karena yang Kedatangannya Hanya....



Karena yang kedatangannya hanya dianggap sebagai hiburan, akhirnya ia cuma akan Menjadi tontonan bahan tertawaan dan selingan semata.

Karena yang kedatangannya hanya dijadikan sebagai tempat singgah sebentar, akhirnya takkan pernah menjadi tempat menetap untuk selamanya.

Karena yang kedatangannya hanya di anggap mainan, akhirnya lama-lama ia akan di tinggal jika sudah bosan memainkannya

Karena yang kedatangannya tak pernah di anggap, akhirnya lama-lama ia akan hilang dan tak bernilai apa-apa

Karena yang kedatangannya hanya dianggap sebuah kesalahan, akhirnya lama-lama setiap apa yang ia lakukan adalah salah dan selalu salah

Karena yang kedatangannya dianggap tak ber-arti, akhirnya lama-lama ia takkan pernah ber-arti sedikitpun, selamanya

Karena yang kedatangannya hanya dijadikan pelampiasan, akhirnya lama-lama ia akan terbuang dan terlupakan

Karena yang kedatangannya hanya dijadikan sebagai figuran, akhirnya lama-lama akan tergantikan dengan peran utama yang sebenarnya

Karena yang kedatangannya hanya dijadikan pelarian takkan sanggup mengejar lama-lama ia akan tertinggal dan menghilang

Karena yang kedatangannya tak pernah di harapkan, akhirnya akan tersingkir juga dengan perlahan-lahan

Walaupun Hanya Sandiwara

Tak peduli seberapa sakit yang amat menyesakkan ini, yang aku tahu aku pernah sangat bahagia berada di sampingmu menjadi wanita yang kau pilih untuk mengisi hatimu walaupun selama ini kamu hanya bersandiwara.

Tak peduli seberapa banyak lebam yang kau torehkan hingga memenuhi hati ini, yang aku tahu kau pernah bersedia mengisi hatiku dgn ribuan kenangan walaupun selama ini kamu hanya bersandiwara.

Tak peduli seberapa tetes butiran air mata yg jatuh dari pelupuk mata ini, yg aku tahu kau pernah mencoba untuk menghapusnya dan menguatkan aku walaupun selama ini kamu hanya bersandiwara

Tak peduli seberapa banyak aku terjatuh, yang aku tahu aku pernah begitu jatuh cinta pada tatapan matamu yang begitu lembut dan menyejukkan hingga aku merasa benar-benar dicintai walaupun selama ini kamu hanya bersandiwara

Tak peduli seberapa hancurnya perasaanku aku saat ini, yang aku tahu kau pernah mencoba mati-matian untuk membangun semuanya dari awal hingga kau berhasil membangun dan menetap di hati ini saat semuanya hanya tersisa puing-puing cinta yangg berserakan karena ulah masa lalu walaupun selama ini kamu hanya bersandiwara

Sunday, September 28, 2014

Melepasnya Tak Mudah, Tapi Sakit Itu Nyata



Melepasnya, seseorang yang sangat amat aku cintai bukanlah hal yang mudah buatku, terlebih semakin hari rasa sayang itu semakin bertambah. Bahkan untuk tidak mengingatnya sehari saja aku tak sanggup, bayangannya selalu muncul setiap saat. Begitu sering terlintas kenangan antara aku dan dia. Bukan sedikit tapi sangat baanyak kenangan yang aku dan dia lakukan. Cukup menguras otak untuk berpikir bagaimana caranya melupakan dia, ia dia seseorang yang sudah kurang lebih menemaniku selama satu tahun lamanya, menemaniku disaat aku benar-benar terpuruk,  mengulurkan tangannya agar aku bisa berdiri, membantuku menopang tubuhku agar aku tak jatuh di dunia yang kejam ini. Ia dia, dia yang selaluu ada disampingku saat senang maupun sedih dan dia juga yang membuatku bertahan di tanau rantau.

 Aku tahu seharusnya aku berterimakasih banyak padanya, karena banyak melakukan hal-hal yang membuatku menjadi wanita yang dewasa, tapi sakit tetaplah sakit. Dia sudah berpura-pura mencintaiku, berpura-pura menyayangiku dengan tulus, tapi nyatanya yang ia cintai hanya masa lalunya. Aku tak tahu dia menganggapku apa selama ini, apakah aku hanya pelarian? Atau aku hanya boneka yang bisa seenaknya ia ajak main dan ditinggalkan jika sudah bosan?

            Rasanya aku ingin berbicara empat mata padanya, meminta penjelasan yang seharusnya dijelaskan, aku ingin ia menjawab pertanyaan yang selama ini selalu mengganggu dalam benakku. Tapi aku tak sanggup lagi bicara padanya, rasa benci itu ada, rasa sakit itu tetap ada.  Aku muak berbicara dengannya lagi, rasanya aku tak ingin lagi melihat wajahnya, lagipula aku sudah bisa menerka-nerka jawaban dari pertanyaanku sendiri, aku tahu ia hanya berpura-pura selama ini.  Kalau boleh meminta aku tak ingin bertemu dengannya lagi. Tapi apa daya? Kami dipertemukan bukan untuk dipisahkan saat ini, aku dan dia harus bersabar lebih banyak untuk tetap bertemu selama tiga tahun kedepan, aku cuma bisa  berharap luka ku cepat sembuh dan aku bisa bertahan lebih lama untuk masih tetap menatap matanya setiap hari

            Aku tahu di dalam lubuk hatiku yang paling dalam meskipun aku membencinya karena perbuatannya selama ini padaku aku masih sangat mencintainya, tanpa berkurang sedikitpun rasa cinta itu. Tapi, aku tak bisa menerima perbuatannya gitu aja, dendam itu ada, sakit itu juga ada, dan itu sangat nyata. Aku tahu dendam dan membenci tak ada gunanya justru hanya membuat aku semakin sakit. Saat ini aku hanya berserah padamu yaAllah, tolong beri aku ketenangan hati, jadikan aku termasuk orang-orang yang ikhlas. Aamin Allahuma Aamin.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com